Kamis, 26 Juli 2012

Terapi Islami untuk Penyakit Diare



Bismillahirrahmanirrahim…Untuk terapi diare kiranya perlu dibedakan menjadi tiga kelompok, yakni terapi diare bayi, anak-anak dan dewasa. Walaupun secara umum gejalanya ada kesamaan, namun dalam perawatan dan tindakan ada sedikit perbedaan atas dasar usia, emosional/kejiwaan, daya tahan tubuh dan kemadirian. Sementara itu terapi yang umum dilakukan masyarakat adalah membuat cairan ‘elektrolit’, yaitu mengaduk gula dan garam dengan air.
Terapi Diare Bayi
Terapi diare bagi bayi kurang dari 2 tahun tentunya harus dibedakan antara bayi yang menyusu ASI dan bayi pengguna susu formula:
1. Bayi ASI
Bayi yang mendapatkan ASI sejak lahir pada umumnya memiliki daya tahan tubuh lebih baik, apalagi ditunjang mutu gizi ibunya yang baik. Selain itu kecenderungan bayi ASI terserang diare juga relatif kecil/jarang. Namun bila bayi ASI ini mendapat musibah diare yang paling penting diperhatikan adalah pemberian ASI jangan sampai berkurang atau dihentikan, bahkan sebaiknya ditingkatkan guna mengimbangi cairan yang keluar.
Sepanjang bayi yang diare mau /aktif mengisap ASI, orang tua tak perlu terlalu cemas, karena diare biasanya tak berlangsung lama. Lebih dari itu ibunya berupaya mengkonsumsi makanan dan suplemen bergizi untuk meningkatkan mutu ASI dan daya tahannya, serta kecukupan cairan. Diantara makanan penting ibu yaitu buah , sayur, daging, kacang-kacangan, susu segar, kurma, madu, habbatus sauda dan lainnya.
Dan yang tak kalah penting saat bayi diare adalah orang tuanya terus mendoakan (meruqyah) – asbab diare juga banyak dilatarbelakangi keracunan. Lalu menghindari ketegangan berlebihan (stress) karena hal ini bisa mengganggu produktifitas ASI bisa mempengaruhi daya tahan tubuh ibu khususnya.
Bagi bayi yang sudah mendapat makanan tambahan tak masalah dilanjut kan pemberian makanan sesuai kemampuannya. Adapun bila ingin memberikan madu, dengan mengoleskannya ulang kali dengan jari ke lidah atau bibir bayi untuk memberikan dukungan gizi dan melumpuhkan bakteri/virus Insya Allah mempercepat masa diare dan pemulihannya. Kasus diare ini tak ubahnya orang sakit, bila sudah sembuh cepat atau lambat Insya Allah tubuh akan pulih kembali. Jadi jangan terlalu risau dengan kondisi bayi.
2. Bayi Non – ASI
Nah, mungkin bagi bayi yang tak mendapatkan ASI biasanya serangan diare lebih berat , termasuk bayi yang tak mendapat kan ASI penuh 2 tahun, atau bayi yang hanya mendapt ASI 3 bulan, 6 bulan atau kurang dari satu tahun. Untuk itu perawatan dan tindakan bagi bayi non ASI atau yang mendapat ASI minim yang dilanda diare antara lain gangguan nafsu makan (atau dibarengi muntah) dengan cara:
a. Berikan olahan madu asli dengan air kunyit dan minyak habbatus sauda. Pengolahannya bisa dibuat dulu madu ½ cangkir diaduk rata dengan satu sendok teh air parasan/parutan kunyit, dan bila ada tambahkan seperempat sendok the minyak habbatus sauda. Madu dan air kunyit aatu ditambah minyak habbatus sauda diaduk rata sampai menyatu. Untuk bayi kurang dari satu satu tahun berikan setiap setengah jam seujung atau setengah sendok teh. Adapun bayi lebih dari satu tahun bisa diberikan satu sendok teh. Pemberian olahan herbal ini sampai diare reda dan bayi mulai mau makan/minum. Guna lebih efektif pemberian herbal ini pengaruhnya ke tubuh, hendaknya pemberian minum dan makan diberikan setelah 15 – 30 menit masuknya olahan madu tersebut.
b. Selama diare (apalagi ada muntah) sebaiknya sementara susu formula dihindari, dan bisa diandalkan air zam-zam atau air kelapa atau air minum madu atau pun air bisa yang sudah didoakan/diruqyah.
c. Bila rasa mualnya mulai mereda bisa diberikan makanan lembut (bubur) dengan tambahan sayuran labu, bayam, wortel, timun, katuk dan sayuran ‘dingin’ lainnya. Boleh juga pemberian sup sari daging, termasuk daging kabing dengan perpaduan jus buah dan sayuran.
d. Pemberian susu segar/formula bisa diberikan setelah mual dan diare mereda dengan olahan lebih encer dari biasanya.
Terapi Diare Anak-Anak
Untuk terapi diare anak-anak lebih dari dua tahun, bisa menggunakan cara yang sama dengan memberikan ramuan madu, air parutan kunyit dan minyak habbatus sauda. Namun takarannya bisa diberikan 1 – 2 sendok teh setiap jam sampai mual dan diare mereda. Selama diare sebaiknya dihindari susu (terutama susu formula) dan makanan keras – kecuali susu kambing. Setelah 15-30 menit pemberian olahan madu, diberikan minum dan makan yang lunak agar mudah diserap dan terolah lebih ringan di perut.
Terapi Diare Dewasa
Bagi mereka yang sudah dewasa juga bisa menggunakan olahan herbal serupa dikala diare dengan metode yang sama dan takaran berbeda yaitu minum 1 – 2 sendok makan tiap ½ – satu jam sampai diare reda dan bangkitnya nafsu makan. Makan dan minum dianjurkan setelah setelah 15 – 30 menit minum herbal. Saat diare dianjurkan memperbanyak minum untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh sekaligus mempertahankan daya tahan tubuh.
Ada juga herbal lain yang bisa diandalkan saat diare diataranya delima, the, daun jambu, jahe dan lainnya yang Insya Allah efektif dipadukan dengan madu dan minyak habbtaus sauda dengan takaran yang disesuaikan dengan usia. Kendati pemberian agak berlebih Insya Allah tidak memberikan mudharat. Adapun pemberian air kelapa bisa dipadukan/diaduk dengan madu dan sedikit air perasan jahe. Wallahu A’lam
Disari dari Tabloid Bekam Edisi 11 (Cara Mudah Stop Diare)

0 komentar:

Posting Komentar