ROHIS SMAN 111

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam. blogger theme by BTemplates4u.com.

This is default featured slide 2 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam. blogger theme by BTemplates4u.com.

This is default featured slide 3 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam. blogger theme by BTemplates4u.com.

This is default featured slide 4 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam. blogger theme by BTemplates4u.com.

This is default featured slide 5 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam. blogger theme by BTemplates4u.com.

Rabu, 30 Maret 2011

Dakwah Sekolah Kita Kembali ke Masa Silam, Menanti Kebangkitan atau Kehancuran?


Berbicara tentang dakwah thulabiy, maka mau tidak mau kita akan bicara tentang dakwah kampus dan dakwah sekolah karena memang dua segementasi ini yang menjadi fokus dari dakwah thulabiy kita, selain dakwah dibidang kepemudaan lainnya.

Belakangan ini di televisi kembali marak diberitakan mengenai tindak  kriminalitas yang dilakukan oleh pelajar seperti; tawuran yang kerap terjadi khusunya di wilyah ibukota, pencurian dari mulai barang elektronik seperti telepon genggam hingga kendaraan bermotor yang melibatkan atau dilakukan oleh pelajar, dan yang paling mengagetkan ialah jumlah tindakan asusila yang dilakukan pelajar kini mengalami peningkatan pesat. Berita-berita tersebut belum pula ditambah dengan semakin tidak terkendalinya penggunaan narkoba di kalangan pelajar  yang sejak lama telah lebih dulu menghiasai layar televisi kita, bahkan kini pelajar bukan lagi menjadi korban dari peredaran narkoba, melainkan menjadi pengedar barang haram tersebut.

Saudaraku, berita- berita tersebut seakan mengantarkan kita kepada masa-masa silam yakni di sekitar tahun 1996 sampai awal tahun 2000-an, dimana saat itu berita-berita sebagaimana disebutkan diatas di televise maupun surat kabar seolah menjadi berita yang telah lumrah untuk disajikan setiap harinya.

Saudaraku, inilah sebuah realita yang harus kita hadapi. Bercerita seorang teman yang juga seorang pengelola dakwah sekolah, dimana dimasa “kejayaannya” dulu sekolahnya terkenal sebagai lumbung ADS, bahkan merupakan sekolah yang pertama kali berhasil menjadikan Mentoring Project sebagai program sekolah yang wajib diikuti oleh seluruh siswa disekolahnya. Ada seorang alumni non-ADS yang datang dan berbincang dengan teman tersebut disekolahnya dan berkata “sekarang ROHIS SMA kita sudah nggak aktif lagi ya?” belum sempat menjawab, alumni yang non-ADS tersebut menyambung perkataannya “Kelihatan, yang pake jilbab lebih sedikit daripada dulu”. Sepenggal pembicaraan diatas juga mengingatkan penulis dengan kisah yang penulis alami sendiri. Belum lama ini, penulis diminta mengisi sebuah acara pelatihan pelajar [Dauroh] dengan lingkup satu wilayah kota yang pesertanya merupakan perwakilan dari beberapa SMA/K diwilayah kota tersebut. Sebuah semangat yang membuncah didada penulis pun muncul karena memang sudah agak lama tidak mengisi acara dauroh SMA apalagi dengan lingkup sebesar itu. Namun, semanagat itu agak menurun ketika mengetahui bahwa jumlah pesertanya hanya kurangdari 30 orang ikhwan dan akhwat, padahal lingkup acara tersebut adalah SMA/K sewilayah kota. Dengan sedikit menghibur diri penulis pun meyakinkan kepada peserta bahwa mereka adalah orang-orang terbaik yang Allah pilih untuk hadir mewakili teman-temannya yang lain.

Dalam beberapa kesempatan pertemuan antar pengelola dakwah sekolah, nampaknya semua mengeluhkan hal yang sama mengenai kelesuan dakwah di sekolah masing-masing. Bahkan sangat mencengangkan, ketika diketahui bahwa aktifitas dakwah sekolah bahkan sudah berhenti sama sekali dari beberapa sekolah.

Padahal, ketika  awal dakwah sekolah digencarkan diawal tahun 2000, dakwah sekolah pernah mencatatkan prestasi luar biasa dengan mampu menekan angka tawuran pelajar, bahkan membuat berita-berita negatif yang melibatkan pelajar benar-benar hilang dari peredaran berita sekitar 10 tahun lamanya. Dengan pencapaian tersebut, keberadaan dakwah sekolah pun saat itu mendapat apresiasi yang luar biasa dari birokrasi sekolah maupun instansi pemerintah terkait. Masih hangat dalam benak kita nama “IQRO Club” yang saat itu menjadi lokomotif perentas dakwah di banyak sekolah diwilayah Jakarta dan sekitarnya. Kemudian dari sana tumbuh suburlah organisasi ROHIS [Rohani Islam] di sekolah-sekolah yang kemudian diikuti dengan munculnya kegiatan mentoring sebagai sarana perekrutan dan pembinaan para aktivis dakwah sekolah [ADS] yang kelak akan menjadi kader-kader dakwah di kampus maupun di masyarakat. Boleh jadi kita adalah para ADS tersebut yang kini insya Allah tetap istiqomah sebagai ADS, namun bukan lagi “Aktivis Dakwah Sekolah” melainkan “Aktivis Dakwah Selamanya”. Dalam lingkup yang lebih luas, muncullah beberapa organisasi dakwah pelajar yang begitu eksis menggiatkan dakwah sekolah mulai dari skala wilayah kecamatan, kota, bahkan ada yang berskala nasional.

Lantas kemanakah pencapaian prestasi-pretasi gemilang tersebut sekarang, apakah benar bahwa dunia pelajar kita kini telah kembali mengulang masa lalunya yang kelam?.

Saudaraku, hanya kepedulian Kita-lah yang dapat menjawabnya, para ADS [Aktivis Dakwah Sekolah] yang kini telah menjelma menjadi “Aktivis Dakwah Selamanya”, insya Allah.

Sulaeman Saleh

Kamis, 24 Maret 2011

Sukses itu Mudah!

Berikut ini ada beberapa tips menuju kesuksesan. Bukan hanya sukses ujian nasional, tapi juga sukses dalam menjalani ujian kehidupan!

1. Hadapi kenyataan: Mungkin saja yang menjadi “polisi tidur” penghambat jalan sukses anda adalah diri anda sendiri. Seringkali langkah tersulit membebaskan diri kita dari kesulitan adalah mengakui bahwa sebenarnya kita adalah biang keladi kesulitan. Karena itu, saat anda menghadapi masalah di jalan mencapai kesuksesan, pertimbangkan dengan hati-hati apakah anda merupakan sumber semua masalah tersebut.

2. Anda dapat melakukan apa yang anda inginkan. Namun bagaimanapun, anda mungkin tidak mampu melakukan semua yang anda inginkan. Belenggu kita adalah kita berusaha untuk melakukan semua hal dalam sekali waktu yang sama. Meski kita bekerja keras untuk melakukan segala hal, pada akhirnya kita hanya akan menyelesaikan sedikit hal saja. Yang kita perlukan sebenarnya adalah memusatkan perhatian pada satu atau dua proyek saja, karena hal ini justru meningkatkan kesempatan untuk mendapatkan apa yang anda inginkan.

3. Agar mendapat gambar yang jelas, anda pelu fokus. Begitu anda mengetahui proyek-proyek mana yang akan anda erjakan, anda harus memfokuskan diri pada apa yang benar-benar diperlukan untuk mengerjakannya. Susunlah rencana selangkah demi selangkah apa dan kapan anda harus mengerjakan.

4. Apa yang tertulis di atas kertas adalah rencana, sedangkan apa yang tertulis di kepala adalah mimpi. Beberapa orang segan untuk menuliskan rencana-rencana mereka. Menulis rencana di atas kertas merupakan langkah awal menuju pencapaian hasrat seseorang. Tanpa rencana tertulis, kebanyak orang akan memulai suatu proyek namun segera perhatiannya akan teralihkan oleh banyak hal kecil yang muncul kemudian.

5. Bila anda bergerak itu belum berarti maju. Gejala pasti anda dalam belenggu kesulitan adalah saat anda telah bekerja keras namun tidak jua mendekati titik sasaran. (Hal ini sering terjadi juga pada orang-orang yang tidak mau menyusun rencananya secara tertulis.) Agar anda dapat bergerak maju, anda harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan pada saat yang diperlukan pula.

6. Tidak memilih adalah pilihan. Penghalang jalan lain yang kita ciptakan sendiri adalah terlalu banyak memikirkan pilihan-pilihan sehingga membuat kita tidak melakukan apa-apa. “Saya bila melakukan A, B, atau C. Kalau begitu sebaiknya saya pikirkan baik-baik,” begitulah angan-angan kita. Kemudian kita mulai merenungkannya, namun kita sama sekali tidak memutuskannya. Sebenarnya pada saat itu kita melakukan sesuatu, yaitu memutuskan untuk tidak melakukan apa-apa. Tapi coba tebak apa hasilnya? Bila anda tidak melakukan apa-apa maka hasilnya pun bukan apa-apa.

7. Pusatkan pada apa yang akan berhasil. Beberapa orang sangat pandai mencari-cari alasan mengapa sesuatu tidak berjalan sebagaimana mestinya. Jangan melipatgandakan sesuatu yang akan berakibat negatif. Lipat gandakalah seuatu yang positif. Berkonsentrasilah pada apa yang akan berjalan baik bagi anda.

8. Bila tidak berhasil, jangan kerjakan. Salah satu pertanda “manusiawi” adalah “mengerjakan hal yang sama secara terus-menerus, namun mengharapkan hasil yang berbeda.” Saya cenderung untuk menyatakan itu sebagai pertanda “humanitas”. Terkadang banyak orang tidak mampu mengakui bahwa sesuatu tidak berjalan dengan semestinya karena alasan harga diri, “sudah dari sononya”, atau sikap keras kepala. Jika itu adalah anda, maka terimalah moto baru: “Jangan lakukan!” Bila segala sesuatunya tidak berjalan, hentikan, setel kembali persenelling, baru kemudian bergerak maju.

9. Bila anda tidak tahu, mintalah pertolongan. Kita tidak dapat mengetahui segala hal. Kita pun tak kan mampu memecahkan semua persoalan. Ada banyak konsultan, penasehat, dan pembimbing yang dapat diajak kerja sama oleh anda untuk memecahkan persoalan anda. Mintalah pertolongan mereka.

10. Bila tidak membuat anda bahagia, jangan kerjakan. Melaju di jalur menuju kesuksesan anda tidaklah mudah. Mungkin anda tidak mendapatkan keceriaan di setiap langkah anda sehingga membuat anda ingin kembali mundur ke garis start. Namun demikian, secara keseluruhan anda seharusnya merasa bahagia karena ini adalah jalan yang anda pilih. Bila anda tidak merasa bahagia maka anda perlu mengevaluasi tujuan anda atau bagaimana anda mencapai tujuan.

Sumber: ujiankusukses.wordpress.com

Senin, 14 Maret 2011

SUKSES UJIAN : Semua Berawal dari Pikiran

Seorang pecundang akan berkata “Ini mungkin, tapi sulit” sedangkan seorang pemenang akan berkata “Ini sulit, tapi mungkin
Sekarang kita tinggal memilih, kita akan menjadi siapa? Seorang pecundang atau seorang pemenang? Seorang pecundang yang hanya dengan melihat saja sudah menyerah, pasang kuda – kuda dan dalam hitungan ketiga lari menjauh. Seorang pecundang yang patah semangat, hilang kepercayaan diri, takut, dan percaya bahwa apa yang dilakukan akan percuma saja bahkan gatot (gagal total). Ataukah seorang pemenang, seorang pemenang yang percaya bahwa dia akan berhasil, dengan semangat, usaha, kerja keras, dan do’a dia percaya mampu menaklukkan dunia. Selanjutnya? Terserah anda!
Penulis yakin bahwa semua akan memilih menjadi seorang pemenang, karena memilih menjadi pemenang atau pecundang tidak sulit, sangat mudah hanya dengan memilih. Namun dalam pelaksanaan sulit untuk diterapkan.
Hidup adalah sumber masalah, pertempuran atau bahakan medan perang yang tidak akan pernah berhenti. Sejak kita lahir hingga membaca tulisan ini, semuanya pertempuran. Pertempuran melawan ketidakmampuan, ketidakberdayaan, dan juga pertempuran melawan ketidak maha tahuan kita.
Kita tercipta menjadi seorang pemenang sayangnya kita sendiri menjadikan diri kita seorang pecundang. Bagaimana tidak waktu kita kecil kita tidak mampu berbuat apa – apa, yang bisa kita lakukan hanya menangis. Lihatlah diri kita sekarang, kita bisa berjalan bahkan berlari, kita bisa makan bahkan membuat makanan, kita bisa berbicara bahkan bernyanyi. Coba banyangkan apa yang akan terjadi apabila sejak kita terlahir kita menjadi seorang pecundang yang takut belajar berjalan karena takut jatuh, yang takut makan sendiri karena takut belepotan dan ketakutan – ketakutan yang lain. Mungkin manusia akan punah karena tak mampu berbuat apa – apa.
Apabila kita tercipta menjadi seorang pemenang, mengapa kita rubah diri kita menjadi seorang pecundang. Pecundang yang mencari kambing hitam atas kesalahannya, pecundang yang bila diberi penghalang akan berbalik arah, pecundang yang selalu mencari jalan pintas atas semua kesulitan, pecundang yang ingin sukses tanpa kerja keras dan pecundang yang selalu menunggu keajaiban turun dari langit.
Salah satu rintangan akan kita hadapi [UAS, UAN, Ujian semester], satu rintangan yang sangat mudah dibandingkan rintangan – rintangan yang akan kita hadapi dihari yang akan datang. Inilah saatnya kita menentukan menjadi siapakah kita? Seorang pecundang atau menjadi seorang pemenang? Pemenang yang dengan sepenuh hati percaya bahwa dia akan menang, pemenang yang sadar bahwa keajaiban tidak datang dengan sendirinya melainkan dengan usaha dan kerja keras, pemenang yang tidak akan berbalik arah hanya karena ada penghalang didepannya, pemenang yang tidak akan bingung tuk mencari jalan pintas karena dia tahu dia berada di jalan yang benar, pemenang yang selalu menambah bekalnya untuk menemani perjalanannya, dan pemenang yang tidak akan membohongi diri sendiri dan orang lain tuk berbuat curang.
Jika kita memilih menjadi pemenang, masih ada waktu tuk menyiapkan semua bekal, masih ada waktu tuk menyingkirkan semua rintangan, masih ada waktu tuk mengubah pikiran kita terutama tentang apa yang kita pikirkan tentang diri kita.
And the last: 
U ar what u think! So, u must believe that u ar the winner!! If u believe it, u’ll be the big winner!!

S’mangat!

(Adiba)

Sabtu, 12 Maret 2011

BERHENTILAH dari BERHENTI

BERHENTILAH dari BERHENTI

Tidak ada yang benar-benar berhenti; Jika Lampu HIJAU menyala, maka kendaraan Anda yang bergerak. Jika lampu MERAH ; kendaraan lain yang bergerak; dan jika lampu KUNING , Anda pun sedang bersiaga, bersiap untuk bergerak.

Sahabat Remaja, siapakah di antara Anda yang hidupnya tidak memiliki masalah? Wow, pasti tidak ada, sebab masalah itu harus selalu ada sehingga kita bisa berprestasi dalam hidup ini. Yang penting bukan masalahnya, tapi Anda nya, yakni bagaimana cara Anda menyikapi masalah yang ada, mulai dari masalah yang kecil hingga masalah yang tidak mudah.

“MASALAH” memiliki karakter yang temporer (sementara –pen) atau fana, sehingga yakinlah, selama Anda masih bernafas di dunia yang fana ini, maka tidak ada masalah yang abadi. Anda pun dihadirkan sebagai manusia, sebaik-baiknya ciptaan Tuhan, sehingga tidak perlu takut dengan masalah yang fana. Lagi pula, masalah-masalah yang dihadirkan kepada Anda sudah di-design oleh Tuhan Sang Maha Kuasa bahwa Anda pasti bisa menyelesaikannya. Sudah diukur keseimbangan antara beban masalah dengan kemampuan Anda untuk menyelesaikannya, sehinga terjadi keselarasan, dan yakinlah Tuhan tidak pernah salah mengukurnya.

Itu sebabnya, janganlah Anda berhenti secara permanen hanya karena menemui masalah yang sifatnya temporer. Ya, BERHENTILAH Dari BERHENTI SAAT INI JUGA. Majulah menuju finish Anda. Tidak ada finish kecuali di DEPAN Anda. Sekalipun Anda sedang beristirahat, niatkan untuk bersiaga, mengumpulkan energi untuk bergerak lebih pasti, sebab kalau Anda benar-benar berhenti, berarti Anda MATI.

Adillah terhadap diri sendiri, ketika Anda masih menginginkan jantung Anda bergerak dengan detakannya yang khas, maka jangan pernah sekali-kali Anda hentikan nafas Anda, jangan pernah sekali-kali Anda hentikan langkah Anda menuju impian Anda. Janganlah menjadi manusia yang benar-benar BERHENTI.

Sahabatku, berhentilah untuk berhenti. Jangan pernah berhenti kecuali Anda berhenti untuk mempersiapkan diri, berhenti untuk tenang, tenang untuk tuma’ninah, dan tuma’ninah untuk mengumpulkan energi, lalu dengan energi itu Anda melesat lebih tinggi. Berhentilah untuk bergerak, bukan bergerak untuk berhenti.

Orang-orang biasa, bekerja untuk berhenti : yaitu mendapatkan kesenangan hidup yang sementara, berhenti dan beristirahat, serta berhenti lalu bermalas-malasan. Sedangkan orang luar biasa, berhenti untuk bergerak. Istirahatnya adalah dzikir, diamnya adalah do’a, diam dan ketenangannya adalah cermin bahwa ia siap menghadapi berbagai masalah kehidupan yang bergerak tak pernah berhenti.

*Dikutip dari buku MOTISAKTI, Motivasi yang bikin kamu sakti, by Kang Zen