Sesungguhnya bernafas adalah proses memberi makan sel-sel tubuh dengan oksigen. Sel-sel tubuh tidak bisa bertahan hidup kecuali jika mereka diberi oksigen. Itulah sebabnya manusia hanya dapat menahan nafas untuk waktu yang singkat saja. Juga di ketinggian, ketika kadar oksigen semakin menipis, seseorang akan merasakan berat bernafas dan dadanya kian terhimpit lantaran kesulitan mendapat oksigen. Jika hilangnya pasokan oksigen dibiarkan lebih lama lagi, maka sel-sel tubuh kemudian akan mati dan akhirnya manusia akan tewas.
Bernafas adalah proses yang melibatkan banyak sekali komponen yang tergabung dalam sistem pernafasan. Ibnu Qoyyim menjelaskan, saluran pernafasan manusia bercabang menjadi beberapa saluran yang akhirnya sampai pada saluran akhir yang sangat tipis. Setiap saluran diliputi selaput tipis yang bersambungan dengan dinding urat darah kecil. Disinilah darah dibersihkan dan mengangkut oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh.
Sistem pernafasan terdiri dari sistem pernafasan atas dan sistem pernafasan bawah. Sistem pernafasan atas meliputi hidung, tenggorok, laring (organ suara) dan batang tenggorok. Sementara sistem pernafasan bawah dimulai dari karina (percabangan menjadi dua batas batang tenggorok), lalu bronkus (syu’bi) primer, sekunder, dan tersier, diteruskan bronkiolus, serta alveoli.
Dr. Ahmad Husain Salim dalam bukunya, Menyembuhkan Penyakit Jiwa dan Fisik mengatakan bahwa percabangan saluran pernafasan memiliki dua saluran utama di kanan dan kiri. Saluran kanan agak menyimpang kira-kira 25 derajat, sedangkan saluran sebelah kiri agak menyimpang kira-kira 45 derajat. Percabangan ini memungkinkan sebagian besar udara masuk ke paru-paru sebelah kanan, dan hal ini sesuai dengan kebutuhan udara yang diperlukan. Sebab paru-paru sebelah kanan terdiri dari tiga bilah, dan paru-paru sebelah kiri terdiri dari dua bilah.
Ahmad Husain menambahkan, bahwa manfaat penyimpangan saluran sebelah kiri memiliki sudut yang lebih besar, karena secara relatif memungkinkan lengkungan aorta bergantung kepadanya dalam bentuk yang baik, saluran ini bersama-sama dengan aorta dalam memikul jantung.
Terdapat sekitar 750 juta saluran dalam paru-paru. Setiap saluran tersebut mendapatkan kelezatan dengan tutup tipis dan bersambung dengan dinding urat darah kecil. Normalnya dari 750 juta saluran, hanya sepersepuluhnya saja yang dipakai untuk bernafas. Jika terjadi kondisi kritis, maka akan terbukalah banyak saluran tambahan yang belum dipergunakan.
Setiap hari manusia bernafas lebih dari 25 ribu kali. Dalam kurun waktu tersebut, setidaknya 180 meter persegi udara yang mengandung 5-6 meter persegi oksigen terhirup ke dalam tubuh. Kemudian setelahnya, terjadilah proses filterisasi darah secara sempurna dengan menghilangkan gas arang dan pemberian oksigen yang penting untuk tubuh. Setidaknya terdapat 200 meter persegi jaringan saluran yang membentang luas untuk bekerja menyaring darah.
Prof. Adnan Oktar (Harun Yahya) menjelaskan, bahwasannya setelah terhirup pertama-tama udara dibersihkan dalam hidung dan udara diatur dengan bulu-bulu yang berfungsi sebagai saringan. Bulu-bulu ini mengolah udara yang tercemar atau dingin menjadi udara yang cocok untuk paru-paru. Bulu-bulu dalam hidung bertugas menyaring, membersihkan, melembabkan, menghangatkan, dan memurnikan udara dari bakteri. Setidaknya bulu ini melindungi tubuh dari 20 miliar partikel zat asing setiap harinya.
Setelah dibersihkan di dalam hidung udara akan meneruskan perjalanannya ke saluran pernafasan melalui pipa saluran pernafasan (saluran pernafasan atas). Dalam udara ini, masih ada benda asing (seperti debu) yang merugikan kesehatan manusia. Oleh karena itu, udara yang dihirup perlu dideteksi keamanannya oleh lapisan tipis yang membentuk permukaan saluran pernafasan. Prosedur selaput ini disebut lapisan mukus (lendir).
Mukus akan menahan partikel-partikel yang sangat halus seperti debu agar tidak memasuki paru-paru. Selain itu ada prosedur lain yang terdiri atas bentuk-bentuk seperti rambut (bulu) yang sangat kecil disebut silia, yang berada di bawah lapisan mukus sehingga dapat menahan dan mengelurkan partikel berbahaya. Selain itu, begitu benda-benda asing disedot ke dalam tenggorokan, dengan sendirinya seseorang merasa perlu menelannya. Dengan begitu, semua benda asing yang bisa membahayakan kesehatan masuk ke lambung, kemudian akan dipecah dan dihancurkan oleh asam lambung.
Udara yang telah melewati tenggorokan akan melalui saluran pernafasan bawah, yaitu dimulai dari bronkus primer yang letaknya sejajar dengan tulang punggung torakal kelima. Bronkus kanan lebih pendek dan lebih lebar daripada sebelah kiri. Bronkus memiliki tiga cabang besar, yaitu cabang bronkus atas, tengah dan bawah. Bronkus kiri lebih langsing dari yang kanan.
Bronkus dilapisi dengan epitel berbulu. Bulu halus tersebut baru hilang setelah memasuki percabangan bronkus terminal yang berganti dilapisi dengan jaringan epitel pipih. Di bronkus ini pula apabila terjadi penebalan dan pengejangan otot dan akibat reaksi berantai yang memicu meledaknya histamin, maka brokus akan ikut berkerut serta kehilangan kekenyalannya untuk menarik nafas. Reaksi inilah yang disebut dengan asma.
Selanjutnya udara yang telah melewati bronkus akan merembes di alveoli sehingga terjadi pertukaran antara gas dan sisa olahan hasil pernafasan dalam darah. Dengan menggunakan peredaran darah di dalam paru-paru, udara diteruskan ke seluruh sel tubuh untuk memberi makan sel-sel tersebut. Sementara itu, udara menerima karbon dioksida sisa olahan sel, yang merupakan bahan buangan. Ketika manusia menghembuskan nafas, artinya manusia mengeluarkan karbon dioksida yang dikumpulkan sel-selnya. Wallahu A’lam, TB I Berbagai Sumber
Disari dari Tabloid Edisi 13 (Bebas Asma Tanpa Obat)
Sumber: tabloidbekam.wordpress.com
0 komentar:
Posting Komentar