Sabtu, 12 Maret 2011

BERHENTILAH dari BERHENTI

BERHENTILAH dari BERHENTI

Tidak ada yang benar-benar berhenti; Jika Lampu HIJAU menyala, maka kendaraan Anda yang bergerak. Jika lampu MERAH ; kendaraan lain yang bergerak; dan jika lampu KUNING , Anda pun sedang bersiaga, bersiap untuk bergerak.

Sahabat Remaja, siapakah di antara Anda yang hidupnya tidak memiliki masalah? Wow, pasti tidak ada, sebab masalah itu harus selalu ada sehingga kita bisa berprestasi dalam hidup ini. Yang penting bukan masalahnya, tapi Anda nya, yakni bagaimana cara Anda menyikapi masalah yang ada, mulai dari masalah yang kecil hingga masalah yang tidak mudah.

“MASALAH” memiliki karakter yang temporer (sementara –pen) atau fana, sehingga yakinlah, selama Anda masih bernafas di dunia yang fana ini, maka tidak ada masalah yang abadi. Anda pun dihadirkan sebagai manusia, sebaik-baiknya ciptaan Tuhan, sehingga tidak perlu takut dengan masalah yang fana. Lagi pula, masalah-masalah yang dihadirkan kepada Anda sudah di-design oleh Tuhan Sang Maha Kuasa bahwa Anda pasti bisa menyelesaikannya. Sudah diukur keseimbangan antara beban masalah dengan kemampuan Anda untuk menyelesaikannya, sehinga terjadi keselarasan, dan yakinlah Tuhan tidak pernah salah mengukurnya.

Itu sebabnya, janganlah Anda berhenti secara permanen hanya karena menemui masalah yang sifatnya temporer. Ya, BERHENTILAH Dari BERHENTI SAAT INI JUGA. Majulah menuju finish Anda. Tidak ada finish kecuali di DEPAN Anda. Sekalipun Anda sedang beristirahat, niatkan untuk bersiaga, mengumpulkan energi untuk bergerak lebih pasti, sebab kalau Anda benar-benar berhenti, berarti Anda MATI.

Adillah terhadap diri sendiri, ketika Anda masih menginginkan jantung Anda bergerak dengan detakannya yang khas, maka jangan pernah sekali-kali Anda hentikan nafas Anda, jangan pernah sekali-kali Anda hentikan langkah Anda menuju impian Anda. Janganlah menjadi manusia yang benar-benar BERHENTI.

Sahabatku, berhentilah untuk berhenti. Jangan pernah berhenti kecuali Anda berhenti untuk mempersiapkan diri, berhenti untuk tenang, tenang untuk tuma’ninah, dan tuma’ninah untuk mengumpulkan energi, lalu dengan energi itu Anda melesat lebih tinggi. Berhentilah untuk bergerak, bukan bergerak untuk berhenti.

Orang-orang biasa, bekerja untuk berhenti : yaitu mendapatkan kesenangan hidup yang sementara, berhenti dan beristirahat, serta berhenti lalu bermalas-malasan. Sedangkan orang luar biasa, berhenti untuk bergerak. Istirahatnya adalah dzikir, diamnya adalah do’a, diam dan ketenangannya adalah cermin bahwa ia siap menghadapi berbagai masalah kehidupan yang bergerak tak pernah berhenti.

*Dikutip dari buku MOTISAKTI, Motivasi yang bikin kamu sakti, by Kang Zen

0 komentar:

Posting Komentar